A.
Pengertian
Luka
Luka
adalah suatu kondisi yang menyebabkan kerusakan yang abnormal pada kulit yang
menghasilkan kematian dan kerusakan sel-sel kulit atau hilangnya sebagian
jaringan tubuh yang bisa disebabkan oleh berbagai kemungkinan penyebab seperti trauma
benda tajam, benda tumpul, akibat perubahan suhu baik panas maupun dingin,
akibat paparan zat kimia tertentu, akibat ledakan, gigitan hewan, sengatan
listrik maupun penyebab lainnya.
B.
Jenis
Luka
1. Vulnus
Scissum (luka sayat)
a. Pengertian
Luka
yang disebabkan karena tergores atau sayatan benda tajam, bisa logam maupun
kayu jenis luka ini biasanya tipis. Yang dilakukan adalah membersihkan dan
memberikan desinfektan.
b. Etiologi
Terkena
benda tajam seperti pisau dan cangkul yang membuat luka menjadi terbuka.
c. Penatalaksanaan
1) Tenaga
Non-Medis
Membersihkan darah pada
daerah luka dengan kain kemudian diberi betadine.
2) Tenaga
Medis
- Cuci
tangan terlebih dahulu dengan menggunakan sabun dan air bersih
- Hentikan
perdarahan
Menekan
dengan lembut area yang terluka dengan kain bersih untuk menghentikan
perdarahan.
-
Bersihkan luka dan area
sekitarnya
Basuh
luka dengan air bersih dan bersihkan area di sekitar luka dengan sabun dan
waslap atau kain bersih. Namun, berhati-hatilah agar luka tidak terkena sabun
karena dapat menyebabkan iritasi. Jika kotoran atau pasir kecil tetap menempel
di luka bahkan setelah mencucinya, gunakan pinset yang sudah disterilkan dengan
alkohol guna mengangkat kotoran.
- Oleskan
luka dengan obat salep khusus luka
Setelah
memastikan luka sudah bersih, olesi tipis-tipis dengan menggunakan salep atau
krim antibiotik. Krim ini tidak membuat luka cepat sembuh, namun bisa mencegah
infeksi dan memungkinkannya untuk menutup dengan lebih rapat.
- Tutup
luka
Plester
atau perban (pada luka yang besar) bisa menjaga luka tetap bersih, melindungi
luka dari iritasi serta mencegah infeksi bakteri berbahaya. Gantilah minimal
sekali sehari atau saat perban sudah basah atau kotor. Gunakan plester kertas
jika Anda alergi dengan perekat plester. Setelah luka sudah cukup tertutup,
bukalah plester atau perban dan biarkan luka terkena udara—udara akan
mempercepat proses penyembuhan luka
- Perhatikan
tanda-tanda infeksi
Jika
luka menjadi kemerahan, semakin terasa sakit, terasa hangat, berair serta
membengkak, maka perlu penanganan khusus.
2. Vulnus
Puntum (luka tusuk)
a. Pengertian
Luka
yang disebabkn karena tertusuk benda tajam yang runcing seperti pusau,paku,
jarum, dll yang masuk dalam kulit dengan diameter yang kecil.
b. Etiologi
Disebabkan
karena trauma tembus biasanya tikaman atau tembakan dan trauma tumpul akibat
kecelakaan mobil, pukulan langsung atau jauh. Luka yang tampak ringan bisa
menimbulkan cidra externa yang mengancam nyawa.
c. Patofisologis
Trauma
luka abdomen terjadi karena trauma,infeksi, iritasi dan obstruksi. Kemungkinan
jika terjadi perdarahan inta abdomen yang serius pasien akan memperlihatkan
tanda-tanda iritasi yang disertai penurunan hitung sel darah merah dan akhirnya
gambaran klasik syok hemoragic. Bila suatu organ visceral mengalami perforasi,
maka tanda-tanda perforasi, tanda-tanda iritasi peritoneum tertampak.
Tanda-tanda dalam trauma abdomen tersebut meliputi nyeri tekan, nyeri spontan,
nyeri lepas dan distensi abdomen tanpa bising usus bila terjadi peritonitis
umum.
Bila syok telah lanjut
pasien akan mengalami tacicardi dan peningkatan suhu tubuh, jika terdapat
leutositosis. Biasanya tanda-tanda peritonitis belum tampak. Pada fase awal
perforasi kecil hanya tanda-tanda tidak khas yang muncul, bila terdapat kecurigaan
bahwa masuk ke rongga abdomen, maka operasi harus dilakukan.
d. Penatalaksanaan
1) Tenaga
Non-Medis
Tidak mencabut benda
yang menusuk, hanya Membersihkan dan mencegah agar darah tidak mengalir terus
menerus dengan menggunakan kain kemudian dibawa ke tenaga kesehatan.
2) Tenaga
Medis
Ketika melihat pasien
luka tusuk adalah jangan asal menarik benda yang menusuk, karena bisa
mengakibatkan perlukaan tempat lain ataupun mengenai pembuluh darah. Bila benda
yang menusuk sudah dicabut, maka yang harus kita lakukan adalah membersihkan
luka dengan cara menggunakan H2O2, kemudian didesinfktan. Lubang luka ditutup
menggunakan kasa, namun dimodifikasi sehingga ada aliran udara yang terjadi.
3. Vulnus
Laseratum (luka robek)
a. Pengertian
Luka robek adalah luka dengan tepi yang
tidak beraturan atau compang camping biasanya karena tarikan atau goresan benda
tumpul. Luka ini dapat kita jumpai pada kejadian kecelakaan lalu lintas dimana
bentuk luka tidak beraturan dan kotor,
kedalaman luka bisa menembus lapisan mukosa hingga lapisan otot.
b. Etiologi
Luka yang terjadi karena
robeknya kulit bagian permukaan atau kulit beserta bagian jaringan
dibawahnya. biasanya Akibat hantaman benda tumpul yang sangat kuat
sehingga melampaui tingkat elestisitas kulitdan otot.
c. Patofisiologis
Vulnus laserratum terjadi
akibat kekerasan benda tumpul, goresan, jatuh, kecelakaan sehingga kontinuitas
jaringan terputus. Pada umumnya respon tubuh terhadap trauma akan terjadi
proses peradangan atau inflamasi, reaksi peradangan akan terjadi apabila jaringan
terputus, dalam keadaan ini ada peluang besar timbulnya infeksi yang sangat
hebat. Penyebabnya cepat yang disebabkan oleh mikroorganisme yang biasanya
tidak berbahaya. Reaksi peradangan itu sebenarnya adalah peristiwa yang
dikoordinasikan dengan baik yang dinamis dan kontinu untuk menimbulkan reaksi
peradangan maka jaringan harus hidup dan harus di microsekulasi fungsional.
Jika jaringan yang nekrosis luas maka reaksi peradangan tak di temukan di
tengah jaringan yang hidup dengan sirkulasi yang utuh terjadi pada tepinya
antara jaringan mati dan hidup.
d. Penatalaksanaan
1)
Tenaga Non-Medis
Jika luka kotor langsung di cuci dengan air mengalir untuk
membersihkan luka dari kotoran (kerikil, pasir), lalu dibalut dengan
kain/kassa, lalu dibawa ke tenaga kesehatan.
2)
Tenaga Medis
Menangani perdarahan terlebih dahulu yakni dilakukan dengan
menekan bagian yang mengeluarkan darah dengan menggunakan kasa steril atau kain
yang bersih. Bila ada pembuluh nadi yang ikut terpotong, dan cukup besar,
dilakukan pembalutan torniquet. Pembalutan dilakukan dengan menempatkan
tali/ikat pinggang/saputangan pada bagian antara luka dan jantung secara
melingkar, kemudian dengan menggunakan sepotong kayu/ballpoint tali/ikat
pinggang/saputangan tadi diputar sampai lilitannya benar-benar kencang. Pembebatan
torniquet dilakukan pada lengan atas atau paha. Pembebatan di tempat lain tidak
akan efektif. Pada luka yang teriris dioles anti infeksi kemudian ditutup kasa
steril. Tujuan cara ini untuk menghentikan aliran darah yang keluar dari luka.
Setelah itu, luka ditutup dan rujuk ke tempat pelayanan kesehatan yang lebih
lengkap.
4. Ekskoriasi
(luka lecet/gesek)
a. Pengertian
Luka
lecet/gesek adalah luka yang terjadi apabila adanya kerusakan pada bagian atas
kulit, dapat ditandai dengan kulit menjadi kasar, memerah, berdarah, biasanya
ada rembesan cairan bening yang keluar dari kulit yang luka. Luka lecet terjadi
karena bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam
dan yang terkena adalah daerah kulit.
b. Etiologi
luka lecet
1) Terkena
benda tak tajak misalnya pinggiran kertas
2) Jatuh
yang menyebabkan lecet pada permukaan kulit
c. Penatalaksanaan
1) Tenaga
Non-Medis
a) Membilas
luka dengan air bersih yang mengalir
b) Memberi
antiseptic jika ada
c) Merujuk
ke fasilitas terdekat
2) Tenaga
Medis
a) Bersihkan
daerah sekitar dari debu dan kotoran dengan air yang mengalir
b) Beri
antiseptik secukupnya
c) Pasang
pembalut menggunakan kassa jika luka parah
d) Jika
lukanya lebih kecil cukup bersihkan dan beri antiseptik
5. Combustio
(luka bakar)
a.
Pengertian Luka Bakar
Luka bakar adalah suatu keadaan
hilangnya atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang dapat disebabkan terbakar
api langsung atau tidak langsung, juga pajanan tinggi dari matahari, listrik
ataupun bahan kimia. Luka bakar dapat timbul akibat kulit terpajan suhu tinggi,
syok listrik, bahan kimia, luka bakar diklasifikasikan berdasarkan kedalaman
dan luas luka yang terbakar (R, Sjamsuhidayat, 2008).
b.
Etiologi Luka Bakar
1)
Tersiram air panas
2)
Sengatan matahari
3)
Radiasi
4)
Arus listrik
5)
Bahan kimia (asam dan
basa kuat)
c.
Patofisologis
Luka bakar disebabkan oleh pengalihan
energi dari suatu sumber panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat
hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar dapat dikelompokkan menjadi
luka bajar termal, radiasi atau kimia. Destruksi jaringan terjadi akibat
koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran
nafas atas merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalam, termasuk
organ visera dapat mengalami kerusakan akibat luka bakar elektrik atau kontak yang
lama dengan agen penyebab (burning agent).
Dalamnya luka bakar bergantung pada suhu
agent penyebab luka bakar dan lamanya kontak dengan agent tersebut. Perawatan
luka bakar harus direcanakan menurut luas dan dalamnya luka bakar ; kemudian
perawatannya dilakukan melalu 3 fase luka bakar yaitu : fase darurat atau
resusitasi, fase akut atau intermediate, dan fase rehabilitasi.
d.
Kedalaman luka bakar
1) Luka
bakar derajat pertama
Terbatas di epidermis,
misalnya terbakar matahari. Terdapat eritema dan nyeri, tetapi tidak segera
timbul lepuh, penyembuhan terjadi secara spontan dalam 3-4 hari. Luka bakar ini
tidak menimbulkan jaringan parut, biasanya tidak timbul komplikasi.
2) Luka
bakar derajat kedua superfisial
Meluas ke epidermis dan
kedalaman lapisan dermis, luka bakar ini sangat nyeri dan menimbulkan lepuh
dalam beberapa menit. Luka bakar ini biasanya sembuh tanpa jaringan parut,
komplikasi jarang terjadi, walaupun mungkin timbul infeksi sekunder.
3) Luka
bakar derajat kedua dalam
Meluas ke seluruh
dermis. Folikel rambut mungkin utuh dan akan tumbuh kembali, luka bakar ini
hanya sensitive parsial terhadap nyeri karena luasnya destruksi saraf-saraf
sensorik, namun daerah sekitarnya biasanya mengalami luka bakar derajat kedua
superfisial nyeri, waktu penyembuhannya memerlukan waktu beberapa minggu dan
pembersihan secara bedah untuk membuang jaringan yang mati, biasanya diperlukan
tandur kulit, pada luka bakar ini selalu terjadi pembentukan jaringan parut.
4) Luka
bakar derajat ketiga
Meluas ke epidermis,
dermis dan jaringan subkutis. Kapiler dan vena mungkin hangus dan aliran darah
ke daerah tersebut kurang, saraf rusak sehingga luka tidak terasa nyeri, namun
daerah disekitarnya biasanya memperlihatkan nyeri seperti luka bakar derajat
kedua, luka bakar ini memerlukan waktu berbulan-bulan
untuk sembuh dan tindakan pembedahan untuk pembersihan dan penanaman.
e.
Penatalaksanaan Luka
Bakar
1) Tenaga
Non-Medis
a) Memadamkan
api dengan peralatan yang tersedia di sekitar korban untuk meminimalisir luka
bakar
b) Jika
tubuh pasien masih terdapat api yang menyala, segera memberi tindakan untuk
memadamkan api dengan pakaian yang dipakai penolong
c) Di
bawa ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap
C.
Proses
Penyembuhan Luka
1. Proses
inflamasi
Fase yang terjadi ketika awal terjadinya
luka atau cedera (0-3 hari). Pembuluh kapiler yang cedera mengalami kontraksi
dan trombosis memfasilitasi hemostasis. Iskemik pada luka melepaskan histamin
dan agen kimia vasoaktif lainnya yang menyebabakan vasodilatasi disekitar
jaringan. Aliran darah akan lebih banyak ke daerah sekitar jaringan dan
menghasilkan eritema, pembengkakan, panas dan rasa tidak nyaman seperti rasa
sensasi berdenyut. Respon pertahanan melawan patogen dilakukan oleh PMN
(Polimononuklear) atau leukosit dan makrofag ke daerah luka. PMN akan
melindungi luka dari invasi bakteri ketika makrofag membersihkan debris pada
luka.
2. Proses
rekontruksi
Fase ini akan dimulai dari hari ke-2
sampai 24 hari (6 minggu). Fase ini dibagi menjadi fase destruktif dan fase
proliferasi atau fibroblastik fase. Ini merupakan fase dengan aktivitas
yang tinggi yaitu suatu metode pembersihan dan penggantian jaringan
sementara. PMN akan membunuh bakteri patogen dan makrofag memfagosit bakteri yang
mati dan debris dalam usaha membersihkan luka. Selain itu, makrofag juga sangat
penting dalam proses penyembuhan luka karena dapat menstimulasi fibriblastik
sel untuk membuat kolagen.
Angiogenesis akan terjadi untuk
membangun jaringan pembuluh darah baru. Kapiler baru yang terbentuk akan
terlihat pada kemerahan (ruddy), jaringan granulasi tidak rata atau
bergelombang (bumpy). Migrasi sel epitel terjadi diatas dasar luka
yang bergranulasi. Sel epitel bergranulasi dari tepi sekitar luka atau dari
folikel rambut, kelenjar keringat atau kelejar sebasea dalam luka. Mereka
nampak tipis, mengkilap (translucent film) melewati luka. Sel tersebut
sangat rapuh dan mudah dihilangkan dengan sesuatu yang lain daripada
pembersihan dengan hati-hati. Migrasi berhenti ketika luka menutup dan mitosis
epetilium menebal ke lapisan ke 4-5 yang diperlukan untuk membentuk epidermis.
Fase kontraksi terjadi selama proses
rekontruksi yang menggambarkan tepi luka secara bersamaan dalam usaha
mengurangi daerah permukaan luka, sehingga pengurangan jumlah jaringan
pengganti diperlukan. Kontraksi luka terlihat baik diikuti dengan pelepasan
selang drainase luka. Pada umumnya, 24-48 jam diikuti dengan pelepasan selang
drain, tepi dari sinus dalam keadaan tertutup.
3. Fase
maturasi
Merupakan fase remodeling, dimana fungsi
utamanya adalah meningkatkan kekuatan regangan pada luka. Kolagen asli akan
diproduksi selama fase rekonstruksi yang diorganisir dengan kekuatan regangan
yang minimal. Selama masa maturasi, kolagen akan perlahan-lahan digantikan
dengan bentuk yang lebih terorganisasi, menghasilkan peningkatan kekuatan
regangan. Ini bertepatan dengan penurunan dalam vaskularisasi dan ukuran skar.
Fase ini biasanya membutuhkan waktu antara 24 hari sampai 1 tahun.
Penyembuhan luka adalah suatu proses
yang kompleks dengan melibatkan banyak sel. Proses dasar biokimia dan
selular yang sama terjadi dalam penyembuhan semua cedera jaringan lunak, baik
luka ulseratif kronik (dekubitus dan ulkus tungkai), luka traumatis (laserasi, abrasi,
luka bakar atau luka akibat pembedahan.
D.
Faktor
yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka
1. Usia
Semakin
tua seseorang maka akan menurunkan kemampuan penyembuhan jaringan, kecepatan
perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan dan kematangan usia seseorang.
2. Nutrisi
Merupakan unsur pertama dalam membantu perbaikan sel, terutama
karena kandungan zat gizi yang terdapat didalamnya, sebagai contoh vitamin A
untuk membantu proses epitelisasi/penutupan luka dan sintesis kolagen, vitamin
B kompleks sebagai kofaktor pada sistem enzim yang mengatur metabolisme
protein, karbohidrat dan lainnya.
3. Anemia
Memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel
membutuhkan kadar protein yang cukup
4. Kegemukan
Obat-obatan, merokok dan stres, mempengaruhi proses penyembuhan
luka. Orang yang terlalu gemuk, banyak mengkonsumsi obat-obatan, merokok atau
stres akan mengalami proses penyembuhan luka yang lebh lama.
5. Infeksi
Infeksi
tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga menyebabkan
kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran dari luka
itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka.
6. Hematoma
Hematoma
merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara bertahap diabsorbsi
oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar hal
tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat
proses penyembuhan luka.
7. Hipovolemia
Kurangnya
volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan
oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka.
8. Benda
Asing
Benda
asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatu
abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin,
jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu cairan
yang kental yang disebut dengan nanah.
9. Iskemia
Iskemi
merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada bagian
tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi akibat
dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal
yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri.
10. Diabetes
Hambatan
terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi
tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan
protein-kalori tubuh.
E.
Tujuan
Perawatan Luka
1.
Mencegah terjadinya infeksi.
2.
Mengurangi nyeri dan mempercepat
proses penyembuhan luka.
3. Melindungi
luka dari trauma mekanik
4.
Mengimobilisasi luka
5.
Mengabsorbsi drainase
6.
Mencegah kontaminasi dari kotoran-kotoran
tubuh (feses, urine).
7.
Membantu hemostasis
8.
Menghambat atau membunuh
mikroorganisme
9.
Memberikan lingkungan fisiologis
yang sesuai untuk penyembuhan luka
10. Mencegah
perdarahan
11. Meningkatkan
kenyamanan fisik dan psikologis
F.
Indikasi
Perawatan Luka
1. Balutan kotor dan basah akibat
eksternal
2. Ada rembesan eksudat
3. Ingin mengkaji keadaan luka
4. Dengan frekuensi tertentu untuk
mempercepat debridement jaringan nekrotik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar