Senin, 04 April 2016

Managemen Luka

A.    Pengertian Luka
Luka adalah suatu kondisi yang menyebabkan kerusakan yang abnormal pada kulit yang menghasilkan kematian dan kerusakan sel-sel kulit atau hilangnya sebagian jaringan tubuh yang bisa disebabkan oleh berbagai kemungkinan penyebab seperti trauma benda tajam, benda tumpul, akibat perubahan suhu baik panas maupun dingin, akibat paparan zat kimia tertentu, akibat ledakan, gigitan hewan, sengatan listrik maupun penyebab lainnya.
B.     Jenis Luka
1.      Vulnus Scissum (luka sayat)
a.       Pengertian
Luka yang disebabkan karena tergores atau sayatan benda tajam, bisa logam maupun kayu jenis luka ini biasanya tipis. Yang dilakukan adalah membersihkan dan memberikan desinfektan.
b.      Etiologi
Terkena benda tajam seperti pisau dan cangkul yang membuat luka menjadi terbuka.
c.       Penatalaksanaan
1)      Tenaga Non-Medis
Membersihkan darah pada daerah luka dengan kain kemudian diberi betadine.
2)      Tenaga Medis
-     Cuci tangan terlebih dahulu dengan menggunakan sabun dan air bersih
-     Hentikan perdarahan
Menekan dengan lembut area yang terluka dengan kain bersih untuk menghentikan perdarahan.
-     Bersihkan luka dan area sekitarnya
Basuh luka dengan air bersih dan bersihkan area di sekitar luka dengan sabun dan waslap atau kain bersih. Namun, berhati-hatilah agar luka tidak terkena sabun karena dapat menyebabkan iritasi. Jika kotoran atau pasir kecil tetap menempel di luka bahkan setelah mencucinya, gunakan pinset yang sudah disterilkan dengan alkohol guna mengangkat kotoran.
-     Oleskan luka dengan obat salep khusus luka
Setelah memastikan luka sudah bersih, olesi tipis-tipis dengan menggunakan salep atau krim antibiotik. Krim ini tidak membuat luka cepat sembuh, namun bisa mencegah infeksi dan memungkinkannya untuk menutup dengan lebih rapat.
-     Tutup luka
Plester atau perban (pada luka yang besar) bisa menjaga luka tetap bersih, melindungi luka dari iritasi serta mencegah infeksi bakteri berbahaya. Gantilah minimal sekali sehari atau saat perban sudah basah atau kotor. Gunakan plester kertas jika Anda alergi dengan perekat plester. Setelah luka sudah cukup tertutup, bukalah plester atau perban dan biarkan luka terkena udara—udara akan mempercepat proses penyembuhan luka
-     Perhatikan tanda-tanda infeksi
Jika luka menjadi kemerahan, semakin terasa sakit, terasa hangat, berair serta membengkak, maka perlu penanganan khusus.
2.      Vulnus Puntum (luka tusuk)
a.       Pengertian
Luka yang disebabkn karena tertusuk benda tajam yang runcing seperti pusau,paku, jarum, dll yang masuk dalam kulit dengan diameter yang kecil.
b.      Etiologi
Disebabkan karena trauma tembus biasanya tikaman atau tembakan dan trauma tumpul akibat kecelakaan mobil, pukulan langsung atau jauh. Luka yang tampak ringan bisa menimbulkan cidra externa yang mengancam nyawa.
c.       Patofisologis
Trauma luka abdomen terjadi karena trauma,infeksi, iritasi dan obstruksi. Kemungkinan jika terjadi perdarahan inta abdomen yang serius pasien akan memperlihatkan tanda-tanda iritasi yang disertai penurunan hitung sel darah merah dan akhirnya gambaran klasik syok hemoragic. Bila suatu organ visceral mengalami perforasi, maka tanda-tanda perforasi, tanda-tanda iritasi peritoneum tertampak. Tanda-tanda dalam trauma abdomen tersebut meliputi nyeri tekan, nyeri spontan, nyeri lepas dan distensi abdomen tanpa bising usus bila terjadi peritonitis umum.
Bila syok telah lanjut pasien akan mengalami tacicardi dan peningkatan suhu tubuh, jika terdapat leutositosis. Biasanya tanda-tanda peritonitis belum tampak. Pada fase awal perforasi kecil hanya tanda-tanda tidak khas yang muncul, bila terdapat kecurigaan bahwa masuk ke rongga abdomen, maka operasi harus dilakukan.
d.      Penatalaksanaan
1)      Tenaga Non-Medis
Tidak mencabut benda yang menusuk, hanya Membersihkan dan mencegah agar darah tidak mengalir terus menerus dengan menggunakan kain kemudian dibawa ke tenaga kesehatan.
2)      Tenaga Medis
Ketika melihat pasien luka tusuk adalah jangan asal menarik benda yang menusuk, karena bisa mengakibatkan perlukaan tempat lain ataupun mengenai pembuluh darah. Bila benda yang menusuk sudah dicabut, maka yang harus kita lakukan adalah membersihkan luka dengan cara menggunakan H2O2, kemudian didesinfktan. Lubang luka ditutup menggunakan kasa, namun dimodifikasi sehingga ada aliran udara yang terjadi.
3.      Vulnus Laseratum (luka robek)
a.       Pengertian
Luka robek adalah luka dengan tepi yang tidak beraturan atau compang camping biasanya karena tarikan atau goresan benda tumpul. Luka ini dapat kita jumpai pada kejadian kecelakaan lalu lintas dimana bentuk luka  tidak beraturan dan kotor, kedalaman luka bisa menembus lapisan mukosa hingga lapisan otot.
b.      Etiologi
Luka yang terjadi karena  robeknya kulit bagian permukaan atau kulit beserta bagian jaringan dibawahnya. biasanya Akibat  hantaman benda tumpul yang sangat kuat sehingga melampaui tingkat elestisitas kulitdan otot.
c.       Patofisiologis
Vulnus laserratum terjadi akibat kekerasan benda tumpul, goresan, jatuh, kecelakaan sehingga kontinuitas jaringan terputus. Pada umumnya respon tubuh terhadap trauma akan terjadi proses peradangan atau inflamasi, reaksi peradangan akan terjadi apabila jaringan terputus, dalam keadaan ini ada peluang besar timbulnya infeksi yang sangat hebat. Penyebabnya cepat yang disebabkan oleh mikroorganisme yang biasanya tidak berbahaya. Reaksi peradangan itu sebenarnya adalah peristiwa yang dikoordinasikan dengan baik yang dinamis dan kontinu untuk menimbulkan reaksi peradangan maka jaringan harus hidup dan harus di microsekulasi fungsional. Jika jaringan yang nekrosis luas maka reaksi peradangan tak di temukan di tengah jaringan yang hidup dengan sirkulasi yang utuh terjadi pada tepinya antara jaringan mati dan hidup.
d.      Penatalaksanaan
1)      Tenaga Non-Medis
Jika luka kotor langsung di cuci dengan air mengalir untuk membersihkan luka dari kotoran (kerikil, pasir), lalu dibalut dengan kain/kassa, lalu dibawa ke tenaga kesehatan.
2)      Tenaga Medis
Menangani perdarahan terlebih dahulu yakni dilakukan dengan menekan bagian yang mengeluarkan darah dengan menggunakan kasa steril atau kain yang bersih. Bila ada pembuluh nadi yang ikut terpotong, dan cukup besar, dilakukan pembalutan torniquet. Pembalutan dilakukan dengan menempatkan tali/ikat pinggang/saputangan pada bagian antara luka dan jantung secara melingkar, kemudian dengan menggunakan sepotong kayu/ballpoint tali/ikat pinggang/saputangan tadi diputar sampai lilitannya benar-benar kencang. Pembebatan torniquet dilakukan pada lengan atas atau paha. Pembebatan di tempat lain tidak akan efektif. Pada luka yang teriris dioles anti infeksi kemudian ditutup kasa steril. Tujuan cara ini untuk menghentikan aliran darah yang keluar dari luka. Setelah itu, luka ditutup dan rujuk ke tempat pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.
4.      Ekskoriasi (luka lecet/gesek)
a.       Pengertian
Luka lecet/gesek adalah luka yang terjadi apabila adanya kerusakan pada bagian atas kulit, dapat ditandai dengan kulit menjadi kasar, memerah, berdarah, biasanya ada rembesan cairan bening yang keluar dari kulit yang luka. Luka lecet terjadi karena bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam dan yang terkena adalah daerah kulit.
b.      Etiologi luka lecet
1)      Terkena benda tak tajak misalnya pinggiran kertas
2)      Jatuh yang menyebabkan lecet pada permukaan kulit
c.       Penatalaksanaan
1)      Tenaga Non-Medis
a)    Membilas luka dengan air bersih yang mengalir
b)   Memberi antiseptic jika ada
c)    Merujuk ke fasilitas terdekat
2)      Tenaga Medis
a)    Bersihkan daerah sekitar dari debu dan kotoran dengan air yang mengalir
b)   Beri antiseptik secukupnya
c)    Pasang pembalut menggunakan kassa jika luka parah
d)   Jika lukanya lebih kecil cukup bersihkan dan beri antiseptik
5.      Combustio (luka bakar)
a.         Pengertian Luka Bakar
Luka bakar adalah suatu keadaan hilangnya atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang dapat disebabkan terbakar api langsung atau tidak langsung, juga pajanan tinggi dari matahari, listrik ataupun bahan kimia. Luka bakar dapat timbul akibat kulit terpajan suhu tinggi, syok listrik, bahan kimia, luka bakar diklasifikasikan berdasarkan kedalaman dan luas luka yang terbakar (R, Sjamsuhidayat, 2008).
b.        Etiologi Luka Bakar
1)        Tersiram air panas
2)        Sengatan matahari
3)        Radiasi
4)        Arus listrik
5)        Bahan kimia (asam dan basa kuat)
c.         Patofisologis
Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar dapat dikelompokkan menjadi luka bajar termal, radiasi atau kimia. Destruksi jaringan terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran nafas atas merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalam, termasuk organ visera dapat mengalami kerusakan akibat luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan agen penyebab (burning agent).
Dalamnya luka bakar bergantung pada suhu agent penyebab luka bakar dan lamanya kontak dengan agent tersebut. Perawatan luka bakar harus direcanakan menurut luas dan dalamnya luka bakar ; kemudian perawatannya dilakukan melalu 3 fase luka bakar yaitu : fase darurat atau resusitasi, fase akut atau intermediate, dan fase rehabilitasi.
d.        Kedalaman luka bakar
1)   Luka bakar derajat pertama
Terbatas di epidermis, misalnya terbakar matahari. Terdapat eritema dan nyeri, tetapi tidak segera timbul lepuh, penyembuhan terjadi secara spontan dalam 3-4 hari. Luka bakar ini tidak menimbulkan jaringan parut, biasanya tidak timbul komplikasi.
2)   Luka bakar derajat kedua superfisial
Meluas ke epidermis dan kedalaman lapisan dermis, luka bakar ini sangat nyeri dan menimbulkan lepuh dalam beberapa menit. Luka bakar ini biasanya sembuh tanpa jaringan parut, komplikasi jarang terjadi, walaupun mungkin timbul infeksi sekunder.
3)      Luka bakar derajat kedua dalam
Meluas ke seluruh dermis. Folikel rambut mungkin utuh dan akan tumbuh kembali, luka bakar ini hanya sensitive parsial terhadap nyeri karena luasnya destruksi saraf-saraf sensorik, namun daerah sekitarnya biasanya mengalami luka bakar derajat kedua superfisial nyeri, waktu penyembuhannya memerlukan waktu beberapa minggu dan pembersihan secara bedah untuk membuang jaringan yang mati, biasanya diperlukan tandur kulit, pada luka bakar ini selalu terjadi pembentukan jaringan parut.
4)      Luka bakar derajat ketiga
Meluas ke epidermis, dermis dan jaringan subkutis. Kapiler dan vena mungkin hangus dan aliran darah ke daerah tersebut kurang, saraf rusak sehingga luka tidak terasa nyeri, namun daerah disekitarnya biasanya memperlihatkan nyeri seperti luka bakar derajat kedua, luka bakar ini memerlukan waktu berbulan-bulan untuk sembuh dan tindakan pembedahan untuk pembersihan dan penanaman.
e.         Penatalaksanaan Luka Bakar
1)      Tenaga Non-Medis
a)    Memadamkan api dengan peralatan yang tersedia di sekitar korban untuk meminimalisir luka bakar
b)   Jika tubuh pasien masih terdapat api yang menyala, segera memberi tindakan untuk memadamkan api dengan pakaian yang dipakai penolong
c)    Di bawa ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap
C.    Proses Penyembuhan Luka
1.      Proses inflamasi
       Fase yang terjadi ketika awal terjadinya luka atau cedera (0-3 hari). Pembuluh kapiler yang cedera mengalami kontraksi dan trombosis memfasilitasi hemostasis. Iskemik pada luka melepaskan histamin dan agen kimia vasoaktif lainnya yang menyebabakan vasodilatasi disekitar jaringan. Aliran darah akan lebih banyak ke daerah sekitar jaringan dan menghasilkan eritema, pembengkakan, panas dan rasa tidak nyaman seperti rasa sensasi berdenyut. Respon pertahanan melawan patogen dilakukan oleh PMN (Polimononuklear) atau leukosit dan makrofag ke daerah luka. PMN akan melindungi luka dari invasi bakteri ketika makrofag membersihkan debris pada luka.
2.      Proses rekontruksi
       Fase ini akan dimulai dari hari ke-2 sampai 24 hari (6 minggu). Fase ini dibagi menjadi fase destruktif dan fase proliferasi atau fibroblastik fase.  Ini merupakan fase dengan aktivitas yang tinggi yaitu suatu metode pembersihan dan  penggantian jaringan sementara. PMN akan membunuh bakteri patogen dan makrofag memfagosit bakteri yang mati dan debris dalam usaha membersihkan luka. Selain itu, makrofag juga sangat penting dalam proses penyembuhan luka karena dapat menstimulasi fibriblastik sel untuk membuat kolagen.
       Angiogenesis akan terjadi untuk membangun jaringan pembuluh darah baru. Kapiler baru yang terbentuk akan terlihat pada kemerahan (ruddy), jaringan granulasi tidak rata atau bergelombang (bumpy). Migrasi sel epitel terjadi diatas dasar luka yang bergranulasi. Sel epitel bergranulasi dari tepi sekitar luka atau dari folikel rambut, kelenjar keringat atau kelejar sebasea dalam luka. Mereka nampak tipis, mengkilap (translucent film) melewati luka. Sel tersebut sangat rapuh dan mudah dihilangkan dengan sesuatu yang lain daripada pembersihan dengan hati-hati. Migrasi berhenti ketika luka menutup dan mitosis epetilium menebal ke lapisan ke 4-5 yang diperlukan untuk membentuk epidermis.
       Fase kontraksi terjadi selama proses rekontruksi yang menggambarkan tepi luka secara bersamaan dalam usaha mengurangi daerah permukaan luka, sehingga pengurangan jumlah jaringan pengganti diperlukan. Kontraksi luka terlihat baik diikuti dengan pelepasan selang drainase luka. Pada umumnya, 24-48 jam diikuti dengan pelepasan selang drain, tepi dari sinus dalam keadaan tertutup.
3.      Fase maturasi
       Merupakan fase remodeling, dimana fungsi utamanya adalah meningkatkan kekuatan regangan pada luka. Kolagen asli akan diproduksi selama fase rekonstruksi yang diorganisir dengan kekuatan regangan yang minimal. Selama masa maturasi, kolagen akan perlahan-lahan digantikan dengan bentuk yang lebih terorganisasi, menghasilkan peningkatan kekuatan regangan. Ini bertepatan dengan penurunan dalam vaskularisasi dan ukuran skar. Fase ini biasanya membutuhkan waktu antara 24 hari sampai  1 tahun.
       Penyembuhan luka adalah suatu proses yang kompleks dengan melibatkan banyak sel.  Proses dasar biokimia dan selular yang sama terjadi dalam penyembuhan semua cedera jaringan lunak, baik luka ulseratif kronik (dekubitus dan ulkus tungkai), luka traumatis (laserasi, abrasi, luka bakar atau luka akibat pembedahan.
D.    Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka
1.      Usia
Semakin tua seseorang maka akan menurunkan kemampuan penyembuhan jaringan, kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan dan kematangan usia seseorang.
2.      Nutrisi
Merupakan unsur pertama dalam membantu perbaikan sel, terutama karena kandungan zat gizi yang terdapat didalamnya, sebagai contoh vitamin A untuk membantu proses epitelisasi/penutupan luka dan sintesis kolagen, vitamin B kompleks sebagai kofaktor pada sistem enzim yang mengatur metabolisme protein, karbohidrat dan lainnya.
3.      Anemia
Memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel membutuhkan kadar protein yang cukup
4.      Kegemukan
Obat-obatan, merokok dan stres, mempengaruhi proses penyembuhan luka. Orang yang terlalu gemuk, banyak mengkonsumsi obat-obatan, merokok atau stres akan mengalami proses penyembuhan luka yang lebh lama.
5.      Infeksi
Infeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran dari luka itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka.
6.      Hematoma
Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka.
7.      Hipovolemia
Kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka.
8.      Benda Asing
Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah.
9.      Iskemia
Iskemi merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri.
10.  Diabetes
Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh.
E.     Tujuan Perawatan Luka
1.      Mencegah terjadinya infeksi.
2.      Mengurangi nyeri dan mempercepat proses penyembuhan luka.
3.      Melindungi luka dari trauma mekanik
4.      Mengimobilisasi luka
5.      Mengabsorbsi drainase
6.      Mencegah kontaminasi dari kotoran-kotoran tubuh (feses, urine).
7.      Membantu hemostasis
8.      Menghambat atau membunuh mikroorganisme
9.      Memberikan lingkungan fisiologis yang sesuai untuk penyembuhan luka
10.  Mencegah perdarahan
11.  Meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis
F.     Indikasi Perawatan Luka
1.    Balutan kotor dan basah akibat eksternal
2.    Ada rembesan eksudat
3.    Ingin mengkaji keadaan luka
4.    Dengan frekuensi tertentu untuk mempercepat debridement jaringan nekrotik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar